Kamis, 02 Agustus 2012

Latihan dan Pengembangan Karyawan


Ada dua tujuan utama program latihan dan pengembangan karyawan, yaitu:
  1. Untuk menutup “gap” antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan. 
  2. Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.


TEKNIK-TEKNIK LATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Program latihan dan pengembangan dirancang untuk menghilangkan prestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategori pokok program latihan dan pengembangan manajemen:

Motede Praktis (on the job training)
Metode ini paling banyak digunakan, karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan supervisi langsung seorang pelatih yang berpengalaman, berbagai macam teknik yang kebiasaan digunakan dalam praktek adalah sebagai berikut:
  1. Rotasi Jabatan, memberikan kepada karyawan pengetahuan tentang bagian-bagian organisasi yang berbeda dan praktek berbagai macam keterampilan manajemen. 
  2. Latihan Instruksi Pekerjaan, petunjuk-petunjuk pekerjaan diberikan secara langsung pada pekerjaan dan digunakan terutama untuk melatih para karyawan tentang cara pelaksanaan pekerjaan mereka sekarang. 
  3. Magang, merupakan proses belajar dari seorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman, pendekatan ini dapat dikombinasikan dengan latihan off the job (pengrajin, tukang kayu, ahli pipa dilatih dengan cara magang) 
  4. Coaching, atasan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan rutin mereka, hubungannya sepertikaryawan sebagai bawahan. 
  5. Penugasan Sementara, penempatan karyawan pada posisi manejerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk jangka waktu yang ditetapkan, karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-masalah organisasi nyata.

Motede Simulasi (off the job training)
Dengan pendekatan ini karyawan peserta latihan menerima representasi tiruan (artificial) suatu aspek organisasi dan diminta untuk menanggapinya seperti dalam keadaan sebenarnya. Metode simulasi yang sering digunakan adalah:
  1. Metode Studi Kasus, deskripsi tertulis suatu situasi pengambilan keputusan nyata disediakan. Aspek-aspek organisasi terpilih diuraikan pada lembar kasus, karyawan yang terlibat dalam tipe latihan ini diminta untuk mengidentifikasikan masalah-masalah, menganalisa situasi dan merumuskan penyelesaian-penyelesaian alternatif, dengan metode kasus karyawan dapat mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan. 
  2. Role Playing, teknik ini merupakan suatu peralatan yang memungkinkan para karyawan (peserta latihan) untuk memainkan berbagai peran yang berbeda, peserta ditugaskan untuk memerankan individu tertentu yang digambarkan dalam suatu episode dan diminta untuk menanggapi para peserta lain yang berbeda perannya, dalam hal ini tidak ada naskah yang mengatur pembicaraan perilaku. 
  3. Business Games, adalah suatu simulasi pengambilan keputusan skala kecil yang dibuat sesuai dengan situasi kehidupan bisnis nyata, permainan bisnis yang kompleks biasanya dilakukan dengan bantuan komputer untuk mengerjakan perhitungan-perhitungan yang diperlukan, para peserta memainkan game dengan memutuskan harga produk, anggaran pengiklanan, siapa yang akan tertarik dll. Tujuannya adalah untuk melatih para karyawan dalam pengambilan keputusan dan cara pengelolaan operasi-operasi perusahaan. 
  4. Latihan Laboratorium (laboratory training), teknik ini adalah suatu bentuk latihan kelompok yang terutama digunakan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan antar pribadi, mengembangkan berbagai perilaku bagi tanggung jawab pekerjaan diwaktu yang akan datang. Salah satu bentuk latihan laboratorium yang terkenal adalah latihan sensitifitas, belajar jadi lebih peka/sensitif terhadap orang lain dan lingkungan. 
  5. Program-Program Pengembangan Eksekutif, program ini biasanya diselenggarakan di universitas atau lembaga pendidikan lainnya yang secara khusus menyelenggarakan penataran, pendidikan atau latihan sesuai kebutuhan organisasi. Organisasi bisa mengirimkan karyawannya untuk mengikuti paket tersebut.

Teknik-Teknik Presentasi Informasi
Tujuan utama teknik-teknik presentasi informasi adalah untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep atau keterampilan kepada para peserta , metode yang biasanya digunakan adalah:
  1. Kuliah, merupakan suatu metode tradisional dengan kemampuan penyampaian informasi (komunikasi) melalui diskusi atau pembahasan dikelas, banyak peserta dan biaya lebih murah. 
  2. Presentasi Video, presentasi TV, film, slide dan sejenisnya adalah serupa dengan bentuk kuliah, metode ini biasanya digunakan sebagai bahan atau alat pelengkap bentuk-bentuk latihan lainnya. 
  3. Metode Konperensi, tujuannya adalah untuk mengembangkan kecakapan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan serta untuk mengubah sikap karyawan, proses latihan hampir selalu berorientasi pada diskusi tentang masalah atau bidang minat baru yang telah ditetapkan sebelumnya. 
  4. Programmed Instruction, metode ini menggunakan komputer untuk memperkenalkan kepada peserta topik yang harus dipelajari dan merinci serangkaian langkah umpan balik langsung pada penyelesaian setiap langkah, instruksi-instruksi dipersiapkan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu (psikologi, pendidikan dll) spesialisasi bidang tertentu menyusun teks dan kasus pemrogramman menterjemahkan masalah-masalah kedalam bahasa komputer. 
  5. Studi Sendiri (self study), teknik ini biasanya menggunakan manual-manual atau modul tertulis dan kaset/ video tanpa rekaman, studi sendiri berguna bila para karyawan tersebar secara atau bila proses belajar hanya memerlukan sedikit instruksi.

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
Melalui pengembangan para karyawan yang ada sekarang, Dept. Personalia mengurangi ketergantungan pada penarikan karyawan baru, karena lowongan pekerjaan lebih mungkin dipengaruhi terlebih dahulu secara internal, promosi dan transfer juga menunjukkan kepada karyawan bahwa mereka mempunyai kesempatan karier. Beberapa tantangan dalam pengembangan sumber daya manusia:
  1. Keusangan Karyawan, terjadi bila sesorang karyawan tidak lagi mempunyai pengetahuan atau kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan dengan efektif. Meskipun keusangan mungkin disebabkan adanya perubahan dalam diri individu, tetapi lebih mungkin sebagai hasil kegagalan seseorang untuk mengadaptasi teknologi baru, prosedur baru atau perubahan-perubahan lainnya, untuk mengatasi hal ini, perlu diadakan program-program pengembangan berbagai keterampilan baru secara periodik. 
  2. Perubahan-Perubahan Sosioteknis, perubahan sosial dan teknologi juga menjadi tantangan bagi departemen personalia dalam mempertahankan sumber daya manusia yang efektif. Contoh penggunaan mesin otomatis akan memaksa perusahaan untuk merancang kembali program-program pengembangannya. 
  3. Peputaran Tenaga Kerja, karyawan keluar dari perusahaan untuk bekerja diperusahaan lain, karena kejadian tersebut tidak dapat diperkirakan, kegiatan pengembangan harus mempersiapkan setiap saat pengganti karyawan yang keluar.

EVALUASI PROGRAM LATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Implementasi program latihan dan pengembangan berfungsi sebagai proses transformasi, para karyawan yang tidak terlatih diubah menjadi karyawan yang berkemampuan, sehingga dapat diberi tanggung jawab yang lebih besar. Untuk menilai keberhasilan program-program tersebut, manajemen harus mengevaluasi kegiatan latihan dan pengembangan secara sistematis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar