PENGANTAR
Banyak
kasus disuatu organisasi tidak dapat terselesaikan seluruhnya karena tidak
ditepatinya waktu penyelesaian (deadline), anggaran yang berlebihan, dan
kegiatan lain yang menyimpang dari rencana semula. Dalam bab ini akan
dipelajari berbagai teknik dan metode pengawasan yang sangat berguna bagi
manajemen.
DEFINISI
PENGAWASAN
Menurut Robert J.
Mockler, pengawasan adalah usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan
dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan
kegiatan nyata dengan standar, menentukkan dan mengukur deviasi-deviasi dan
mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki
telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
BENTUK-BENTUK
PENGAWASAN
A. Pengawasan
Pendahuluan (feedforward control, steering controls)
Dirancang
untuk mengantisipasi penyimpanan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum
kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat
menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi
atau perkembangan tujuan.
B. Pengawasan
Concurrent (concurrent control)
Yaitu
pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat
yang ditentukkan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan
kegiatan.
C. Pengawasan
Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu
mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur
penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
TAHAP
PROSES PENGAWASAN
A. Tahap
Penetapan Standar
Tujuannya
adalah sebagai sasaran, kuota dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan
sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu:
- Standar Phisik.
- Standar Moneter.
- Standar Waktu.
B. Tahap
Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat
C. Tahap
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Berupa proses yang berulang-ulang
dan kontinu, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian dan
sampel.
D. Tahap
Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan
untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa
bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambil keputusan bagi
manajer.
E. Tahap
Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila
diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan
dalam pelaksanaan.
PERANCANGAN
PROSES PENGAWASAN
William
H. Newman menetapkan prosedur sistem pengawasan, dimana dikemukan lima jenis
pendekatan. Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
Merumuskan
hasil yang diinginkan, yang dihubungkan dengan individu
yang melaksanakan.
Menetapkan
petunjuk, dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki
penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan:
- Pengukuran input.
- Hasil pada tahap awal.
- Gejala yang dihadapi.
- Kondisi perubahan yang diasumsikan.
Menetapkan
standar penunjuk dan hasil, dihubungkan dengan
kondisi yang dihadapi.
Menetapkan
jaringan informasi dan umpan balik, dimana komunikasi
pengawasan didasarkan pada prinsip manajemen by exception yaitu atasan diberi
informasi bila terjadi penyimpangan dari standar.
Menilai
informasi dan mengambil tindakan koreksi, bila perlu suatu
tindakan diganti.
MANAGEMENT
BY EXCEPTION (MBE)
MBE
atau prinsip pengecualian, dengan titik perhatian pada pengawasan yang paling
kritis dan mempersilahkan karyawan atau manajemen tingkat rendah untuk membuat
variasinya. Ini digunakan untuk operasi-operasi yang bersifat otomatis dan
rutin.
MANAJEMEN
INFORMASI SYSTEM (MIS)
Ini memainkan peranan
penting dalam pengawasan dan perencanaan yang efektif. Pengertian MIS yaitu
suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang
diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan
keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan
operasional yang dilaksanakan secara efektif.
Tahap perencanaan dari MIS yaitu:
- Survei pendahuluan dan perumusan masalah.
- Desain konseptual.
- Desain terperinci.
- Implementasi akhir.
Agar MIS berjalan efektif maka harus
memenuhi lima kriteria yaitu:
- Mengikutsertakan pemakai dalam tim perancangan.
- Mempertimbangkan secara hati-hati biaya sistem.
- Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi.
- Adanya pengujian pendahuluan.
- Menyediakan latihan dan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai sistem.
Kriteria utama MIS efektif adalah:
- Pengawasan terhadap kegiatan yang benar.
- Tepat waktu dalam pemakaiannya.
- Menekan biaya secara efektif.
- Sistem yang digunakan harus tepat dan akurat.
- Dapat diterima oleh yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar