Kamis, 28 Februari 2013

Statistical Process Control (SPC)


Pengendalian kualitas produk merupakan salah satu teknik yang perlu dilakukan dalam proses produksi untuk menghasilkan produk berupa barang ataupun jasa yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Pengendalian dapat mengetahui dengan cepat terjadinya sebab-sebab tak terduga sehingga tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang cacat dan juga menjaga kestabilan mutu.
Statistical Process Control (SPC), merupakan pengendalian mutu proses statistik meliputi pengendalian mutu proses untuk data variable dan data atribut, (Ariani, 2004).
Pengendalian mutu statistik berkaitan dengan upaya menjamin kualitas dengan memperbaiki kualitas proses dan upaya menyelesaiakan segala permasalahan selama proses, ( Irawan, 2006).
SPC adalah suatu terminologi yang mulai digunakan sejak tahun 1970an untuk menjabarkan penggunaan teknik-teknik statistik dalam memantau dan meningkatkan performansi proses untuk menghasilkan produk berkualitas. Gaspersz (2007)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode Statistical Process Chart (SPC) adalah digunakan untuk mengukur kualitas produk selama proses, sehingga diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk dimasa sekarang dan yang akan datang. Berikut adalah penjelasan masing-masing konsep statistik proses kontrol.
1.    Keputusan berasarkan data (fakta) bukan berdasarkan pada opini.
2.    Menggambarkan bentuk penyimpangan atau ketidaksesuaian terhadap suatu produk, proses, maupun sistem.
3.    Output pada proses dapat dikemukakan kedalam pengendalian statistik melalui alat-alat manajemen dan tindakan perancang.
4.    Penerapan metode-metode statistik untuk pengukuran dan analisis variasi proses selama interval waktu tertentu.

Data adalah catatan tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitaif, data dipergunakan sebagai petunjuk untuk bertindak. Berdasarkan data, mempelajari fakta-fakta yang ada, kemudian mengambil tindakan yang tepat berdasarkan pada fakta tersebut. Dalam konteks SPC data ada dua macam, yaitu sebagai berikut (Vincent Gaspers, 2007):
1.    Data Atribut, yaitu data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan analisis. Contoh data atribut adalah banyaknya kesalahan proses, banyaknya isian kuisioner yang salah, banyaknya jenis cacat pada produk, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan.
2.    Data variabel, merupakan data kuantitatif yang diukur untuk keperluan analisis. Contoh data variabel adalah panjang, lebar, tinggi, volume suatu produk.

Pada dasarnya langkah dalam SPC dapat diuraikan. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam SPC (Vincent Gaspers, 2007):
1.    Merencanakan penggunaan alat alat statistikal.
2.    Mulai menggunakan alat-alat tersebut.
3.    Mempertahankan atau menstabilkan proses dengan cara menghilangkan variasi penyebab khusus yang dianggap merugikan.
4.    Merencanakan proses perbaikan terus menerus melalui mengurangi penyebab umum.
5.    Mengevaluasi dan meninjau ulang terhadap penggunaan alat-alat statistikal tersebut.

Statistical Process Chart (SPC) juga memiliki cara pengumpulan / pengambilan data untuk meningkatkan kualitas. Berikut adalah pengumpulan data SPC yang bertujuan untuk (vincent Gaspers, 2007):
1.    Memantau dan mengendaliakan proses.
2.    Menganalisis hal hal yang tidak sesuai.
3.    Inspeksi.

Selain tujuan pengumpulan data, SPC juga harus memerhatikan kegiatan pengumpulan data. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan (Vincent Gaspers, 2007):
1.    Definisikan tujuan pengumpulan data secara jelas.
2.    Identifikasi jenis data yang akan dikumpulkan (variable/atribut).
3.    Gunakan alat ukur yang dapat diandalkan untuk menjamin keandalan pengukuran.
4.    Tentukan cara yang tepat untuk mencatat data. Data asli harus dicatat secara jelas dan lengkap.
5.    Buat formulir pencatatan data yang memudahkan untuk penggunaan selanjutnya.
 
Menghilangkan variasi tidak normal dalam SPC melalui pemisahan variasi yang disebabkan oleh penyebab khusus (special-causes variattion) dan penyebab umum (common-causes variattion). Berikut penjelasan masing-masing klasifikasi variasi diatas (Vincent Gaspers, 2007):
1.    Variasi Penyebab Khusus
Variasi penyebab khusus (special-causes variattion) adalahKejadian-kejadian di luar sistem yang mempengaruhi variasi dalam sistem. Ciri-cirinya adalah memiliki pola non acak.
2.    Variasi Penyebab Umum
Variasi penyebab umum (common-causes variattion) adalah faktor-faktor di dalam sistem atau yang melekat pada proses yang menyebabkan variasi dalam hasil-hasilnya. Ciri-cirinya adalah memiliki pola acak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar