BAB I
LATAR
BELAKANG
Masalah
kependudukan adalah hal yang paling utama diindonesia, karena pemerataan
kependudukan diindonesia yang tidak tertata dengan merata dan baik terutama
diibukota Jakarta. Ketidakmerataan jumlah penduduk yang diindonesia mengakibatkan
jumlah populasi yang tidak merata juga. Terdapat kota-kota diindonesia dengan
jumlah yang sidikit dan ada juga kota-kota diindonesia yang jumlah penduduknya
melebihi luas tanah yang ada. Luas tanah yang terdapat pada suatu kota hanya
dapat diisi kurang lebih tigaperempat dari luas tanah tersebut. Oleh karena
jumlah pendudu diindonesia yang tidak merata mengakibatkan juga kepada pengaruh
faktor lingkungan.
Terutama
jumlah penduduk yang melebihi jumlah luas tanahnya yaitu diIbukota Jakarta,
populasi jumlah penduduk dibukota yang begitu besar mengakibatkan juga
pencemaran terhadap faktor lingkungan. Manusia yang semakin banyak maka akan
semakin banyak juga yang menghasilkan pengaruh terhadap lingkungan terhadap
keburukan contohnya jumlah populasi sampah yang semakin sulit diatasi yang
berawal dari jumlah populasi manusia yang semakin besar. Pengetahuan lingkungan
harus lebih disosialisasikan terutama anak-anak sejak bangku sekolah melalui
pendidikan lingkungan, agar manusia kelak lebih peduli terhadap faktor
lingkungan yang tercemar. Manusia yang berpendidikan yang baik pasti juga akan
memiliki moral dan etika yang baik juga sehingga akan lebih sadar terhadap
faktor pencemaran lingkungan serta dapat pula menjadi pengingat terhadap
orang-orang disekitarnya yang masih belum sadar akan bahayanya pencemaran
lingkungan.
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Pengertian
Kependuduk
Kependudukan
adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran,
mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta
lingkungan ( uu No. 23 Th 2006).
Ilmu
Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang lebih luas dari pada
demografi, karena sejumlah ahli demografi telah menggunakan istilah
demografi untuk menunjuk pada demografi formal, demografi murni,
atau kadang-kadang demografi teoritis.
Sedangkan
arti dari demografi itu sendiri berasal dari
bahasa Yunani, yang terdiri dari kata :
-
demos, yang artinya rakyat/penduduk
-
grafein, yang artinya menggambar atau menulis.
-
Demografi: adalah tulisan atau
karangan tentang rakyat atau penduduk
Demografi adalah suatu studi mengenai jumlah distribusi dan komposisi
dan koposisi penduduk serta
komponen-komponen yang
menyebabkan perubahan yang diidentifikasi sebagai natalitas, gerak penduduk
teritorial dan mobilitas sosial (perubahan status). Merupakan analisa statistik penduduk, hanya
mempersoalkan hubungan antar variable demografi (Dependen dan independen)
Penduduk
adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam
bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi
bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu:
fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Dalam arti luas, penduduk atau populasi
berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau menduduki tempat tertentu.
Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda sejenis yang terdapat
pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk
adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya. Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah
penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.
2.2 PKLH (Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup)
Pendidikan
kependudukan dan lingkungan hidup berasal dari dua konsep dasar pendidikan,
yaitu pendidikan kependudukan dan pendidikan kelestarian lingkungan hidup.
Pendidikan kependudukan mempunyai tujuan utama dalam upaya perubahan sikap
serta perilaku, reproduksi dan penyebaran penduduk secara rasional dan
bertanggung jawab. Adapun tujuan lain yaitu : agar masyarakat/anak didik dapat
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk secara cepat
serta segala akibatnya maupun dapat menghubungkan antara pertumbuhan penduduk
tersebut dengan program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam
usaha mencapai kesejahteraan masyarakat. Maka diharapkan mereka dapat
menyesuaikan hal itu dalam kehidupan keluarga masyarakat bangsa dan manusia
pada umumnya. Sedangkan pendidikan lingkungan hidup mempunyai tujuan utama pada
upaya perubahan sikap serta perilaku dalam mengelola sumber daya alam secara
rasional dan bertanggung jawab.
Meskipun
tujuan kedua konsep dasar itu berbeda, dikaji lebih mendalam keduanya memiliki
beberapa kesamaan, yaitu sama-sama memiliki dua objek kajian yang berupa
dinamika penduduk dan perilaku integrasi manusia terhadap lingkungannya,
keduanya sama-sama menunjang terbinanya kualitas penduduk yang lebih baik. Atas
dasar kesamaan tersebut, pada tahun 1984 pendidikan kependudukan dan pendidikan
lingkungan hidup yang semula terpisah digabungkan menjadi satu nama yaitu
“pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup” yang batasannya sebagai berikut
:
“Suatu
program pendidikan untuk membina anak/peserta didik agar memiliki pengertian,
kesadaran, sikap dan perilaku yang rasional dan bertanggung jawab tentang
pengaruh timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai
aspek kehidupan manusia”.
Berdasarkan
batasan diatas, dapat disusun tujuan PKLH yang lebih terperinci sebagai berikut
:
a.
Mengembangkan pengetahuan tentang
konsep kependudukan dan lingkungan hidup.
b.
Mengembangkan kesadaran terhadap
adanya masalah kependudukan dan lingkungan hidup.
c.
Menumbuhkan kesadaran akan perlunya
mengatasi masalah kependudukan dan lingkungan hidup.
d.
Mengembangkan pengetahuan tentang
adanya hubungan timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup.
e.
Mengembangkan sikap positif terhadap
pembentukan lingkungan hidup yang serasi yang menjamin kelangsungan hidup
manusia.
f.
Mengembangkan keterampilan untuk
membina keluarga dan kelestarian lingkungan hidup.
g.
Mengembangkan partisipasi aktif
dalam usaha meningkatkan kualitas penduduk dan kelestarian lingkungan hidup.
Dari
tujuan-tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari PKLH adalah
membentuk warga negara yang berwawasan kependudukan dan lingkungan hidup, yaitu
warga negara yang dalam segala perilakunya berpandangan ke depan terhadap
masalah kependudukan dan lingkungan hidup, menuju masyarakat yang serasi, dan
seimbang dalam hubungannya dengan lingkungan hidupnya.
2.3 Objek
PKLH (Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup)
Berpijak
pada tujuan-tujuan tersebut di atas, objek yang menjadi medan studi PKLH selalu
berkaitan dengan masalah kependudukan dan kelestarian lingkungan hidup.
Dalam
seminar segi-segi hukum dari pengelolaan Lingkungan Hidup yang diselenggarakan
di Bandung pada tanggal 25 – 27 Maret 1976, telah diidentifikasi masalah pokok
di bidang lingkungan hidup, masalah itu meliputi :
a.
Masalah kependudukan dengan segala
parameternya, termasuk :
- besarnya
jumlah penduduk,
- komposisi
umur muda,
- tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi,
- distribusi
penduduk yang tidak merata,
- kondisi
sosial ekonomi yang rendah.
b.
Masalah pencemaran lingkungan.
c.
Masalah ekonomi dalam hubungannya
dengan konsep pertumbuhan dan biaya-biaya sosial.
d.
Masalah institusional : kerjasama
baik langsung atau tidak langsung yang dapat mengakibatkan memburuk atau
membaiknya kualitas lingkungan.
e.
Masalah persepsi manusia terhadap
kualitas lingkungan hidupnya (Suharyono, 1988 : 5)
Sedangkan
dalam Seminar Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup sebagai
Salah Satu Upaya Mempersiapkan Peningkatan Kualitas Hidup Yang Berwawasan
Lingkungan yang diselenggarakan di IKIP Semarang pada tanggal 23 Maret 1988.
Ada
diungkapkan bahwa program Pendidikan Lingkungan Hidup dapat mencakup berbagai
disiplin, beberapa di antaranya meliputi :
1.
Ekosistem
Ini mencakup
struktur dan cara berfungsinya ekosistem, pengaruh manusia terhadap ekosistem
serta bagaimana manusia mampu mengubah sistem di bumi.
2.
Populasi
Di dalamnya
mengatur populasi, pengelompokkan umur, sebab-sebab meningkatnya jumlah
penduduk, pengaruh populasi terhadap lingkungan, perpindahannya, pemakaian
sumber daya oleh populasi yang makin meningkat, gaya hidup populasi, tingkat
kelahiran/kematian, dan kesehatan populasim terkait di sini kebijaksanaan
kependudukan serta implikasi sosial, ekologi, politik.
3. Ekonomi
dan Teknologi
Sistem
perekonomian membentuk pengaturan sosial untuk memproduksi dan mendistribusikan
barang maupun jasa yang dikehendaki oleh individu maupun masyarakat.
4. Keputusan
yang berkaitan dengan Lingkungan
Dalam proses
pembuatan keputusan yang berkaitan dengan lingkungan perlu dipertimbangkan
aspek ekonomi, sosial, teknologi, serta kemungkinan alternatif pemecahan,
kebijaksanaan dan tindakan dalam masalah tersebut.
5. Etika Lingkungan
Manusia
merupakan salah satu makhluk yang menghuni bumi ini, sebagai makhluk manusia
memiliki beberapa kelebihan dari makhluk yang lain. Dengan akal budinya,
manusia dapat mengeksploitasi bumi beserta alam lingkungan secara maksimal.
Namun apabila mengeksploitasi bumi beserta alam lingkungan secara maksimal.
Namun eksploitasi itu tidak didasari oleh rasa cinta dan rasa “menghormati”
terhadap bumi dan segala kehidupan yang ada, planet ini mungkin sekali akan
menjadi sulit untuk mendukung populasi manusia meski dalam jumlah yang kecil
sekali pun.
Jadi etika
lingkungan adalah rasa menghargai/menghormati lingkungan yang berawal dari rasa
cinta terhadap lingkungan dan kesadaran akan peranan keseimbangan dalam
lingkungan hidup. Oleh sebab itu, tingginya kadar etika lingkungan dapat
menunjang timbulnya perilaku yang positif terhadap keseimbangan lingkungan
hidup.
Lingkungan
hidup bukan hanya mengenai masalah manusia, tetapi juga berkaitan dengan
masalah yang lain. Sumber daya alam seperti udara, air, tumbuh-tumbuhan, hewan,
tanah, bahan-bahan dari bumi, sumber-sumber energi (matahari, bahan-bahan
fosil, tenaga air, tenaga atom, dan sebagainya) dapat termasuk bahan kajian
lingkungan hidup. Manusia, sebagai sumber daya dan pemeran dalam perekayasaan
untuk memenuhi kebutuhannya, dapat mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Oleh
sebab itu, mutu lingkungan (seperti populasi penduduk, perencanaan kota dan
regional) dan pemantauan lingkungan seperti pengendalian kebisingan (noice
controls), pengendalian terhadap air permukaan, air tanah, air limbah serta
kualitas udara, dapat saja dipertimbangkan sebagai bahan masukan PKLH.
Berdasarkan
uraian di atas, secara garis besar dapat dikatakan bahwa bahan kajian PKLH
berkaitan dengan :
1. Masalah
kependudukan dengan segala parameternya,
2. Masalah
pencemaran lingkungan,
3. Masalah
persepsi manusia terhadap kualitas lingkungan yang pada gilirannya dapat
berbicara mengenai masalah pemantauan lingkungan, keputusan-keputusan
administrasi mengenai standar mutu air, udara dan undang-undang pelestarian
lingkungan.
4. masalah
implikasi sosial dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan hidup
(perencanaan kota dan regional, tempat rekreasi).
5. masalah
etika lingkungan yang menunjang tumbuh dan berkembangnya sikap serta perilaku
positif terhadap lingkungan hidup.
2.4 Pertumbuhan Penduduk dan Keselarasan
Lingkungan Hidup
1. Masalah
Lingkungan
Masalah
lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari berbagai gejala
alam. Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada
lingkungan itu sendiri, dan sudah ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi
dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Namun, tidak
semua masalah lingkungan itu disebabkan oleh ulah manusia, malah sebagian besar
terjadi di luar campur tangan manusia. Contohnya, gempa bumi, pencairan es di
kutub-kutub yang menyebabkan naiknya permukaan laut, meteor yang jatuh dari
langit dan sebagainya adalah gejala-gejala alam yang terjadi di luar kehendak
dan kendali manusia. Campur tangan manusia dalam masalah lingkungan hanya
sedikit dan itupun baru terasa akhir-akhir ini saja ketika jumlah manusia di
dunia sudah demikian banyaknya. Manusia-manusia yang banyak itu sudah menguasai
berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mempengaruhi alam secara
besar-besaran.
Masalah
lingkungan ini menjadi semakin serius karena dalam memanfaatkan lingkungan alam
untuk kepentingannya sendiri, manusia yang bertambah canggih kemampuannya itu,
bertambah pula jumlah pemanfaatannya sehingga kurang memperhatikan kepentingan
alam itu sendiri. Kecemasan ini makin lama makin besar karena akhirnya manusia
sendirilah yang akan menanggung akibatnya sendiri.
2.
Pengertian Lingkungan
Yang
dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat
hidup atau tempat tinggal kita. Ilmu yang khusus mempelajari tentang masalah
tempat tinggal disebut ekologi. Ekologi berasal dari kata Yunani “Oikos”
yang berarti rumah atau tempat hidup. Jadi, ekologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
3.
Keselarasan Lingkungan
Dalam setiap
lingkungan hidup antara komponen yang satu dengan lainnya terikat adanya saling
ketergantungan. Hukum saling ketergantungan berlaku pada setiap lingkungan
hidup. Ketergantungan antar jenis, ketergantungan antar populasi, dan
ketergantungan antar komponen biotik dengan komponen abiotik. Saling
ketergantungan yang paling nyata tampak pada masalah-masalah makanan.
4. Peranan manusia dalam Lingkungan Hidup
Manusia
merupakan salah satu komponen biotik di dalam suatu lingkungan hidup. Manusia
mempunyai kelebihan dari makhluk lain, ialah akal budi. Dengan kelebihan inilah
manusia mempunyai kedudukan yang istimewa dalam suatu lingkungan hidup. Dengan
akal dan pikirannya, manusia banyak bertindak sehingga kepentingan manusia
lebih diutamakan dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya.
Seringkali
manusia dalam memanfaatkan lingkungan hidup mengabaikan terjaminnya
keseimbangan alam, sebagai contoh bahwa manusia membunuh makhluk-makhluk lain
yang menjadi saingannya dalam memperoleh pangan. Kalau manusia memerlukan padi
sebagai bahan makanan maka diberantaslah belalang, ulat, tikus, dan hama-hama
lain yang suka kepala padi.
Makhluk-makhluk
lain dikendalikan dalam berkembang biak agar tidak banyak mengganggu
kepentingan manusia. Hewan-hewan yang menjadi musuh langsung bagi manusia,
dibinasakan. Tumbuhan yang mengganggu usaha pertanian manusia diberantas dengan
berbagai cara dengan menggunakan herbisida, fungisida, dan sebagainya.
Makhluk-makhluk kecil lainnya tidak pula terlepas dari ancaman manusia bila
makhluk-makhluk itu mengganggu manusia lainnya, misalnya kuman, nyamuk,
kepiting, cacing dan lainnya..
5. Pertumbuhan penduduk dan sumber alam
Kebutuhan
manusia tampak terus meningkat karena adanya pertumbuhan penduduk yang pesat.
Maka manusia mempergunakan sumber alam yang ada pada alam lingkungan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2.5 Pertumbuhan penduduk dan
terjadinya polusi
Polusi atau
pencemaran adalah suatu keadaan di mana kondisi suatu habitat (tempat dimana
makhluk hidup itu berada) tidak murni lagi, karena pengaruh terhadap habitat
itu.
Pencemaran
lingkungan disebabkan oleh berbagai hal, terutama disebabkan laju pertumbuhan
penduduk yang sangat pesat. Makin cepat pertumbuhan penduduk, makin cepat pula
lingkungan hidup dikotori.
Pencemaran-pencemaran lingkungan itu
sebagai berikut :
1.
Pencemaran tanah
Pencemaran
tanah disebabkan berbagai hal, seperti sampah-sampah plastik, kaleng-kaleng,
rongsokan kendaraan yang sudah tua. Plastik tidak dapat hancur oleh proses
pelapukan dan besi-besi tua menimbulkan karat, sehingga tanah tidak bisa
ditumbuhi tumbuh-tumbuhan. Pemakaian pupuk yang terlalu banyak, tidak menurut
aturan yang telah ditentukan, menyebabkan pula polusi tanah. Tanah pertanian
menjadi kering dan keras, karena jumlah garam yang sangat besar akan menyerap
air tanah. Guna mencegah atau mengurangi polusi tanah, maka pemakaian pupuk di
daerah pertanian hendaklah menurut aturan yang sudah ditentukan. Sampah-sampah
harus dibuang di tempat sampah atau dibuang di tempat pembuangan, tempat sampah
perlu diatur dan disediakan secukupnya.
2.
Pencemaran udara
Pencemaran
udara disebabkan oleh asap yang keluar dari pabrik-pabrik dan kendaraan
bermotor. Makin besar jumlah penduduk, makin berkembanglah ilmu pengetahuan,
sehingga banyak didirikan pabrik-pabrik dan diproduksi mesin-mesin serta
kendaraan bermotor untuk mencukupi kebutuhan hidup penduduk. Polusi udara
mengganggu pernafasan dan dapat menimbulkan penyakit pada alat-alat pernafasan,
asma, bronchitis, dan sebagainya. Hal itu disebabkan banyak gas-gas yang
membahayakan kesehatan seperti gas karbin monoksida dan partikel-partikel halus
dan timah hitam. Polusi udara juga sangat membahayakan lalu lintas baik di
darat, laut maupun udara. Untuk menjaga terjadinya polusi udara, alangkah
baiknya jika dapat diusahakan alat-alat untuk mencegah atau mengurangi
keluarnya asap-asap dari pabrik atau kendaraan bermotor.
3.
Pencemaran air
Sebagaimana telah
diuraikan di atas bahwa manusia amat membutuhkan air, meskipun permukaan bumi
ini penuh dengan air, namun sering menjadi masalah dalam memperoleh air bersih.
Hal ini telah dirasakan setelah meledaknya jumlah penduduk yang mendiami bumi. Air
bukan saja dibutuhkan oleh manusia, melainkan juga oleh semua makhluk hidup.
Karena itu perlu kesadaran manusia untuk memelihara air jangan sampai kotor,
lebih-lebih jika dapat mengganggu kesehatan. Polusi air dapat terjadi karena
penggunaan zat-zat kimia yang berlebih-lebihan, seperti penggunaan DDT, endrin
yang melebihi dosis yang telah ditentukan. Pencemaran air dapat juga disebabkan
oleh air yang mengandung sampai kimia dari pabrik-pabrik, sebagai bahan pencuci
yang dibuang ke sungai-sungai. Untuk mencegah polusi air, maka penggunaan
obat-obatan dan bahan kimia hendaklah menurut aturan atau petunjuk-petunjuk
yang telah ditentukan. Juga pembuangan sampah dari pabrik-pabrik, kendaraan
bermotor, kapal terbang dan sebagainya. Dalam hal ini juga Pemerintah telah
mengatur bagi orang yang mendirikan industri agar meminta izin. Ini dimaksudkan
supaya penetapan industri itu dapat diatur begitu rupa, sehingga tidak
menimbulkan polusi suara pada penduduk sekitarnya.
BAB III
PEMBAHASAN
Studi Kasus Kemiskinan Penduduk
Kemiskinan pada penduduk mengakibatkan faktor
lingkungan yang tercemar, karena mereka tidak mengetahui tentang pengetahuan
lingkungan yang baik, sehingga tidak timbul rasa empati terhadap lingkungan
yang bersih dan sehat. Kemiskinan merupakan teman dekat dari masyarakat di
negara miskin. Mereka miskin karena mereka miskin,sehingga kemiskinan didalam suatu masyarakat digambarkan sebagai
suatu lingkaran setan (vicious circle)
yang sangat susah untuk mengatasinya. Namun ini menjadi suatu tantangan bagi
pemerintah ataupun negara maupun masyarakat dari suatu negara untuk mengangkat
tingkat kehidupan mereka. Mereka miskin bisa disebabkan oleh karena mereka tidak memiliki modal ataupun asset
untuk usaha ataupun kegiatan ekonomi yang ingin mereka lakukan , mereka tidak memiliki pndidikan maupun
ketrampilan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, produktifitas mereka yang rendah,dan
peningkatan jumlah penduduk yang berlebihan.
Analisis
Analisis yang didapatkan adalah mencoba memberikan
sosialisasi atau penyuluhan terhadap penduduk miskin agar lebih ikut merasakan
menjaga lingkungan sekitar mereka. Selain itu juga pemerintah dapat memberikan
semacam fasilitas belajar dilingkungan sekitar penduduk miskin yaitu rumah
hijau, rumah belajar untuk anak-anak miskin agar dapat belajar terhadap
pengetahuan lingkungan sehingga pendidikan mereka yang tertunda dapat sedikit
ditanggulangi dari pendidikan mereka terhadap pendidikan lingkungan.
Mind Map Kependudukan
Diskusi Kependudukan
Jika
diantara kelompok kalian suatu saat ada yang terpilih sebagai gubernur DKI
Jakarta, langkah apa yang akan kalian tempuh untuk menurunkan jumlah penduduk
yang semakin tidak terkendali ?
Langkah yang akan ditempuh adalah berkerja sama dengan
gubernur daerah lain serta dengan para pengusaha agar didaerah asal para
urbanisasi dapat menciptakan industri atau lahan pekerjaan yang luas agar
masyarakat urbanisasi dapat tercukupi pekerjaan didesa tanpa harus pergi ke
kota, serta untuk masyarakat urbanisasi harus memiliki ktp ibukota, jika tidak
harus dilaksanakan sanksi yang tegas agar masyarakat urbanisasi yang kekota
jelas tujuan untuk datang ke ibukota.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu. 2002. Ilmu
Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.
Jurnal : Rizki Aji Hertanty, kebijakan-sosial-dalam-menanggulangi-masalah-kemiskinan.selasa
29 Desember 2009.
Soerjani. Moh,
Rofiq Ahmad, Munir Rezy. 1987. Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan
Dalam Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia
Prasetya, Tri Joko. 1998. Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Makalah Pengetahuan Lingkungan
Kelompok 3, Kependudukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar