Pengembangan
Produk
Proses keseluruhan strategi, organisasi, generasi
konsep, produk dan rencana penciptaan pemasaran dan evaluasi, dan
komersialisasi produk baru. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas
yang dimulai dengan analisa persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan
aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi
yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi
proyek pengembangan produk (Cross, 1994) adalah diantaranya sebagai berikut:
a.
Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara
perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses
identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi
kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi
antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang
peluncuran serta promosi produk.
b.
Perancangan
(desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam
mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup desain engineering
(mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan desain industri
(estetika, ergonomics, user interface).
c.
Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk
merancang dan mengoperasikan system produksi pada proses produksi produk.
Fungsi ini melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi.
Proses pengembangan produk (Ulrich-Eppinger, 2001)
dalam suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan proses, antara lain adalah :
a.
Fase 0 :
Perencanaan Produk
Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero
fase” karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses
peluncuran pengembangan produk aktual.
b.
Fase 1 :
Pengembangan Konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target
diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi,
dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
c.
Fase 2 :
Perancangan Tingkat Sistem
Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi
arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta
komponen-komponen.
d. Fase 3 : Perancangan Detail
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap
dari bentuk, material, dan toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada
produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.
e.
Fase 4 :
Pengujian dan Perbaikan
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari
bermacam-macam versi produksi awal produk.
f.
Fase 5 :
Produksi Awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan
menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini
adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang timbul
pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal menjadi
produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa
peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan.
Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada
pengembangan konsep. Crawford mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi
antara lisan, tulisan, dan atau bentuk prototipe yang akan dilakukan perbaikan
dan bagaimana pelanggan menunjukkan keuntungan/kerugiannya.
Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan
yang akan ditingkatkan dengan kondisi konsep (Crawford, 1994) adalah :
1. Bentuk
Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu
sendiri, material penyusunnya, dan sebagainya.
2. Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik,
perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan seterusnya yang dapat digunakan untuk
menciptakan/mencapai produk yang dimaksud.
3. Keuntungan
Nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk
tersebut.
Teknik/Metode
Pengembangan Produk
Proses teknik/pengembangan produk mencakup
kegiatan-kegiatan sebagai berikut (Ulrich-Eppinger, 2001):
1. Identifikasi
kebutuhan pelanggan
Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan
konsumen dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan.
Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang
tersusun rapi, diatur dalam daftar secara hierarki, dengan bobot-bobot
kepentingan untuk tiap kebutuhan.
Tujuan metode identifikasi kebutuhan pelanggan adalah :
a. Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.
b. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak terucapkan
(latent needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
c. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d. Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
e. Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara anggota
tim pengembang.
2. Penetapan
spesifikasi target
Spesifikasi merupakan terjemahan dari kebutuhan
konsumen menjadi kebutuhan secara teknis. Output dari langkah ini adalah suatu
daftar spesifikasi target. Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 3
langkah :
a. Menyiapkan daftar metrik kebutuhan dengan tingkat kepentingan yang
diturunkan dari tingkat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya.
b. Mengumpulkan informasi tentang pesaing dan mengkombinasikannya dengan
tingkat kepuasan dari pelanggan produk pesaing..
c. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap
metrik.
3. Penyusunan
konsep
Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan
mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk. Sasaran penyusunan konsep
adalah menggali lebih jauh area konsepkonsep produk yang mungkin sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk
memuaskan kebutuhan konsumen.
Proses penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah :
a. Pemaparan masalah dengan diagram fungsi
b. Pencarian eksternal
c. Pencarian internal
d. Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel
kombinasi.
4. Pemilihan
konsep
Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai
konsep dianalisis secara berturutturut, kemudian dieliminasi untuk
mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan.
Pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu :
a. Penyaringan konsep
Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat
dan untuk memperbaiki konsep.
b. Penilaian konsep
Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap
kriteria seleksi dan memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan
penekanan pada setiap kriteria.
5. Pengujian
konsep
Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah
kebutuhan konsumen telah terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk,
dan mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama proses
pengembangan selanjutnya.
6. Penentuan
spesifikasi akhir
Spesifikasi target yang telah ditentukan di awal
proses ditinjau kembali setelah proses dipilih dan diuji. Pada tahap ini, tim
harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik yang mencerminkan
batasan-batasan pada konsep produk itu sendiri, batasan-batasan yang
diidentifikasi melalui pemodelan secara teknis, serta pilihan antara biaya dan
kinerja.
7. Perencanaan
proyek
Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim
membuat suatu jadwal pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk
meminimasi waktu pengembangan, dan mengidentifikasi sumber daya yang digunakan
untuk menyelesaikan proyek.
8. Analisis
ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk memastikan kelanjutan
program pengembangan menyeluruh dan memecahkan tawar-menawar spesifik, misalnya
antara biaya manufaktur dan biaya pengembangan. Analisis ekonomi merupakan
salah satu kegiatan dalam tahap pengembangan.
9. Analisa
produk-produk pesaing
Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk
penentuan posisi produk baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya
untuk rancangan produk dan proses produksi. Analisis pesaing dilakukan untuk
mendukung banyak kegiatan awal sampai akhir.
10. Pemodelan
dan pembuatan prototipe
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep
melibatkan banyak bentuk model dan prototipe. Hal ini mencakup antara lain
model pembuktian konsep yang akan membantu tim pengembangan dalam menunjukkan
kelayakan model ‘hanya bentuk’ yang ditunjukkan kepada konsumen untuk
mengevaluasi keergonomisan dan gaya, sedangkan model lembar kerja adalah untuk
pilihan teknis.
Reverse Engineering
Reverse engineering definisikan sebagai proses menganalisa suatu sistim
melalui identifikasi komponen-komponennya dan keterkaitan antar komponen, serta
mengekstraksi dan membuat abstraksi dan informasi perancangan dari sistim yang
dianalisa tersebut”. Konsep reverse
engineering di industri pada dasarnya adalah menganalisa suatu produk yang
sudah ada (dari produsen lain) sebagai dasar untuk merancang produk baru yang
sejenis, dengan memperkecil kelemahan dan meningkatkan keunggulan produk para
kompetitornya.
Reverse engneering bisa juga di ambil
pengertian sebagai proses untuk menemukan prinsip-prinsip teknologi perangkat,
objek, atau sistem melalui analisis struktur, fungsi , dan operasi. Hal ini
menyangkut untuk untuk bidang mekanik, komponen elektronik, Software atau
bidang biologi, kimia atau bahan organik.
Dalam Komponen mekanik
kegiatan bisa di mulai dari kegiatan yang dilakukan meliputi 5 tahap, pertama
kegiatan pembongkaran produk. Kedua kegiatan assembling komponen. Ketiga
kegiatan benchmarking. Keempat,
melakukan perancangan produk baru. Dan kelima pembuatan prototipe Produk. Dalam melakukan reverse engineering dibantu dengan
teknologi Computer-Aided Design (CAD)
yang saat ini semakin canggih. Dengan bantuan software inilah suatu produk,
tools atau part dapat di gambarkan dalam produk digital, sehingga bisa di
analisis bagaimana produk itu bekerja, apa yang bisa dilakukannya,
komponen-komponennya terdiri apa saja, perkiraan biaya,dll.
Isu–isu terkait reverse engineering
Isu-isu
yang tekait mengenai reverse engieering terjadi
akibat adanya suatu ketidak fungsianya hal mengenai paten suatu produk yang di
buat atau dihasilkan oleh produsen atau perusahaan. Hal ini menjadi suatu
kesempatan kepada sesama produsen penghasil produk dalam meniru suatu produk
yang dihasilkan oleh produsen lain. Isu-isu yang tekait mengenai reverse engieering juga dikaitkan
sebagai bentuk plagiatisme, yang jika
produk yang dibuat merupakan produk dengan bentuk dan dimensi yang sama dan
tidak memiliki perbedaan dari bentuk sebelumnya. Reverse engineering mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian
diantarnya sebagai berikut:
Keuntungan
reverse engineering
a. Waktu yang digunakan dalam
pemeliharaan sistem bisa dikurangi
b. Dokumentasi, yang sebelumnya belum ada atau hanya minimal untuk program lama, bisa dilakukan
b. Dokumentasi, yang sebelumnya belum ada atau hanya minimal untuk program lama, bisa dilakukan
c. Menciptakan program terstruktur
dari program tak terstruktur atau kode komputer terstruktur yang tidak tepat
d. Perubahan-perubahan yang terjadi
dalam pemeliharaan di masa datang lebih mudah dibuat
e. Analisis bisa ditampilkan atas
sistem untuk mengurangi bagian yang tidak perlu dari kode komputer
Kerugian
reverse engineering
a. Masalah kepemilikan. Suatu pihak
dapat menyalin karya asli dan mengaku karya tersebut sebagai miliknya. Pemilik
asli tidak dapat memberikan bantahan karena tidak ada bukti yang otentik
menandakan kepemilikan.
b. Pelanggaran copyright. Merupakan penyalinan yang tidak berijin sehingga mengakibatkan kerugian dari pencipta karya karena tidak diperolehnya royalti apapun dari penggandaan tersebut.
c. Masalah keaslian. Karya digital dapat dengan mudah diubah, sehingga dapat menyebabkan hilangnya atau berubahnya data-data yang penting dari sebuah karya. 2. Mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:
a. Waktu yang digunakan dalam pemeliharaan sistem bisa dikurangi
b. Dokumentasi, yang sebelumnya belum ada atau hanya minimal untuk program lama, bisa dilakukan
b. Pelanggaran copyright. Merupakan penyalinan yang tidak berijin sehingga mengakibatkan kerugian dari pencipta karya karena tidak diperolehnya royalti apapun dari penggandaan tersebut.
c. Masalah keaslian. Karya digital dapat dengan mudah diubah, sehingga dapat menyebabkan hilangnya atau berubahnya data-data yang penting dari sebuah karya. 2. Mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:
a. Waktu yang digunakan dalam pemeliharaan sistem bisa dikurangi
b. Dokumentasi, yang sebelumnya belum ada atau hanya minimal untuk program lama, bisa dilakukan
c. Menciptakan program terstruktur
dari program tak terstruktur atau kode komputer terstruktur yang tidak tepat
d. Perubahan-perubahan yang terjadi
dalam pemeliharaan di masa datang lebih mudah dibuat
e. Analisis bisa ditampilkan atas
sistem untuk mengurangi bagian yang tidak perlu dari kode komputer
Kerugian Reverse Engineering
a. Masalah kepemilikan. Suatu pihak
dapat menyalin karya asli dan mengaku karya tersebut sebagai miliknya. Pemilik
asli tidak dapat memberikan bantahan karena tidak ada bukti yang otentik
menandakan kepemilikan.
b. Pelanggaran copyright. Merupakan penyalinan yang tidak berijin sehingga mengakibatkan kerugian dari pencipta karya karena tidak diperolehnya royalti apapun dari penggandaan tersebut.
b. Pelanggaran copyright. Merupakan penyalinan yang tidak berijin sehingga mengakibatkan kerugian dari pencipta karya karena tidak diperolehnya royalti apapun dari penggandaan tersebut.
c. Masalah keaslian. Karya digital
dapat dengan mudah diubah, sehingga dapat menyebabkan hilangnya atau berubahnya
data-data yang penting dari sebuah karya.
Daftar Pustaka
Diktat Kuliah Gunadarma,
Perencanaan & Perancangan Produk, Reverse
Engineering.ppt, Dosen : Dr. Ir. Sudaryanto, Msc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar