Senin, 20 Desember 2010

Tugas Makalah Ilmu Budaya Dasar


MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
PERANAN BUDAYA DAERAH MEMPERKOKOH
KETAHANAN BUDAYA NASIONAL






Disusun Oleh :
RAHMAT RIYANTO

Kelas : 1- ID05
NPM : 35410578


Universitas Gunadarma
Jalan KH. Noer Ali Kalimalang
Bekasi 17145 Telp. (021) 88860117






MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR

DOSEN : MUHAMMAD BURHAN AMIN

TOPIK MAKALAH :  PERANAN BUDAYA DAERAH MEMPERKOKOH KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

KELAS : 1-ID05

Deatline Makalah                                         : 20 Desember 2010
Tanggal Penyerahan/Upload Makalah           : 20 Desember 2010


P E R N Y A T A N

            Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini, saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

            Apabila terbukti benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

P E N Y U S U N

NPM
Nama Lengkap
Tanda Tangan
35410578
 RAHMAT RIYANTO








Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri
UNIVERSITAS GUNADARMA





KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang Pengaruh budaya daerah.

Makalah ini berisi beberapa informasi tentang Peranan Budaya Daerah Memperkokoh Ketahanan Budaya Nasional, terutama pengaruh budaya daerah terhadap ketahanan budaya nasional.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.



Hormat Kami

Penyusun





DAFTAR ISI


Pernyataan.........................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................2
1.3 Sasaran................................................................................................2

BAB II PERMASALAHAN
2.1 Kekuatan (Strength)..............................................................................3
2.2 Kelemahan (Weakness)........................................................................4
2.3 Peluang (Opportunity)..........................................................................4
2.4 Tantangan (Threats).............................................................................5

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan.........................................................................................6
3.2 Rekomendasi.......................................................................................7

Daftar Pustaka.................................................................................................iv




BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Memang harus diakui bahwa ancamanan globalisasi terhadap budaya daerah tak bisa dihindari. Ketahanan budaya nasional ini tentu harus selalu kita artikan secara dinamis, di mana unsur-unsur kebudayaan dari luar ikut memperkokoh unsur-unsur kebudayaan nasional. Untuk itu, perlu kita kemukakan bahwa proses globalisasi, yang dikatakan dapat mempertajam “clash of civilizations”, dan – meminjam istilah Samuel Huntington – juga dapat mengakibatkan perusakan berat terhadap peradaban, kemasyarakatan dan kesadaran etnis (exacerbation of civilizational, societal and ethnic self-consciousness), tidak perlu mengakibatkan pelumpuhan yang memarginalisasi eksistensi bangsa ini, selama kita memiliki ketahanan budaya yang tangguh. Dalam pengertian ini, jelas bahwa bila kita bicara mengenai ketahanan budaya, pada dasarnya kita berbicara pula mengenai pelestariannya dan pengembangannya secara dinamis dengan upaya-upaya yang lebih khusus.

Maka harus ada kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan budaya daerah agar tidak hilang seketika dimakan zaman era globalisasi, karena dasar ketahanan budaya nasional didasari oleh kuatnya pelestarian budaya daerah dan dipembahasan ini akan dibahas berbagai nilai positif dan negatif dari makalah Peranan Budaya Daerah Memperkokoh Ketahanan Budaya Nasional.

1.2  Tujuan
Disamping makalah ini untuk bertujuan memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca tentang pengaruhnya budaya daerah terhadap ketahanan budaya nasional namun yang terpenting adalah budaya daerah bertujuan untuk dapat melestarikan kebudayaan juga dapat menambah devisa negara dengan menarik para wisatawan asing untuk berkunjung. Budaya daerah di Indonesia merupakan  kekayaan bangsa yang tidak ternilai, karena banyak sekali keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia ini. Buday daerah juga sebagai jati diri budaya nasional dan sebuah negara.

1.3  Sasaran

Budaya daerah sangat berpengaruh terhadap ketahan budaya nasional, yang menjadi sasaran utamanya adalah penguatan jati diri budaya daerah terlebih dahulu. Karena disitulah titik berat dari sebuah pemerintah dengan ketahanan budaya nasionalnya. Dengan memiliki jati diri budaya daerah yang kuat maka sebuah negara dapat memaksimalkan terhadap budaya nasional juga mendapat banyak keuntungan dengan budaya daerahnya.



BAB II
PERMASALAHAN

Analisis permasalahan peranan budaya daerah memperkokoh ketahanan budaya nasional dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek sebagai berikut :

2.1 Kekuatan (Strength)

Analisis kekuatan (strength) adalah dengan memperhatikan nilai positif yang terkandung dalam budaya daerah terhadap ketahanan budaya nasional. Kekutan yang dimaksud itu adalah sebagai berikut :
·      Keanekaragaman budaya daerah di Indonesia, merupakan salah satu nilai positif yang terdapat dinegara Indonesia. Karena dengan keanekaragaman budaya daerah yang begitu melimpah disuatu negara maka mempunyai banyak warisan budaya yang dapat dipelajari oleh anak cucu bangsa Indonesia kelak suatu saat nanti.
·       Keanekaragaman budaya meningkatkan devisa negara, dengan keanekaragaman budaya yang kita miliki maka kita dapat mempromosikannya keluar negeri supaya wisatawan asing dapat tertarik datang ke Indonesia untuk melihat berbagai macam budaya indonesia yang indah.
·   Keanekaragaman budaya menambah nilai kultural, karena semakin melimpahnya kebudayaan suatu negara maka dengan begitu nilai tambah kultural semakin baik dipandang oleh negara lain. Maka lestarikanlah kebudayaan daerah.
·     Keanekaragaman budaya juga menjadi ciri khas, karena setiap daerah di Indonesia mempunyai adat istiadat budayanya masing – masing. Dengan begitu juga budaya daerah dapat memperkokoh ketahanan Budaya Nasional.

2.2 Kelemahan (Weakness)

Analisis kelemahan (weakness) adalah dengan memperhatikan nilai negatif yang terkandung dalam budaya daerah terhadap ketahanan budaya nasional. Kelemahan yang dimaksud itu adalah sebagai berikut :

·     Minimnya sosialisasi tentang budaya daerah, dengan kemajuan teknologi secanggih sekarang dan populernya budaya asing budaya daerah semakin dilupakan karena kurangnya sosialisasi tentang budaya daerah dari pemerintah dan pejabat terkait.
·     Kurangnya pengetahuan tentang budaya daerah, dalam keadaan seperti sekarang masyarakat lebih menyukai budaya asing dari pada budaya daerah. Maka masyarakat lebih ingin tahu informasi budaya asing dari pada informasi budaya daerah.
·       Ketidakpedulian masyarakat tentang budaya daerah, benar saja budaya asing yang sudah terlampau jauh masuk ke Indonesia membuat masyarakat indonesia semakin acuh terhadap budaya daerah.
·       Kurangnya wadah untuk kumpul berbagi kebudayaan daerah, tempat/wadah juga menjadi faktor lemahnya pengaruh kebudayaan daerah. Hanya ada beberapa saja tempat berkumpulnya para budayawan untuk saling berbagi kebudayaan daerah.

2.3 Peluang (Opportunity)

Peluang (Opportunity) merupakan faktor pendukung yang mungkin dapat dicapai dengan pengaruhnya budaya daerah terhadap ketahanan budaya nasional. Peluang – peluang tersebut adalah sebagai berikut :

·       Semakin menguatkan devisa negara, karena dengan berkunjungnya wisatawan asing untuk melihat – lihat kebudayaan daerah diseluruh penjuru kota Indonesia maka devisa negara yang masuk ke negara juga semakin besar.
·      Mendapat pengakuan dari dunia internasional, dengan melakukan promosi keberbagai negara – negara dunia terhadap kebudayaan daerah maka negara dunia akan semakin mengenal dan mengakui bahwa kebudayaan daerah di Indonesia indah dan menawan juga beragam
·       Semakin memperkokoh kebudayaan nasional, dengan melakukan pelestarian kebudayaan daerah yang optimal maka semakin menguatkan kebudayaan nasional juga persatuan dan kesatuan NKRI.
·       Kemajuan pariwisata yang sangat baik, merupakan peluang yang optimal bagi Departemen Pariwisata dan Kebudayaan karena dapat memajukan kebudayaan daerah dan mempertahankan kelestariannya,

2.4 Tantangan (Threats)

Untuk membuat kebudayaan daerah menjadi salah satu warisan bangsa yang terbaik tidak semudah yang kita fikirkan, karena dalam prosesnya pasti kita akan mendapatkan berbagai tantangan (threats). Berbagai tantangan tersebut adalah sebagai berikut :

·      Masuknya budaya asing, dapat membuat budaya daerah dilupakan oleh masyarakat. Karena masyarakat lebih condong ke budaya asing dari pada budaya daerah milikny sendiri.
·       Sikap generasi muda, generasi muda yang menjadi penggerak semangat berbagai masalah juga bersikap acuh terhadap budaya daerah.
·      Ilmu Teknologi yang kurang, untuk mempromosikan kebudayaan daerah yang berada dipelosok – pelosok desa terpencil.
·       Perubahan lingkungan alam dan fisik, karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola piker serta pola hidup masyakrkat juga ikt berubah




BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1 Kesimpulan

Dari semua pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh budaya daerah memperkokoh ketahanan budaya nasional akan menjadi nilai positif apabila ada kerjasama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat. Berikut beberapa kesimpulan :

·      Indonesia memiliki banyak sekali ragam budaya daerah, membuktikan bahwa negara Indonesia merupakan negara kaya akan warisan budaya yang dapat dimanfaatkan anak cucu bangsa indonesia kelak.
·       Dengan melakukan promosi budaya daerah ke negara – negara lain supaya dapat menarik minat pengunjung wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia sehingga akan menambah pemasukkan atau devisa negara.
·       Menjadi ciri khas budaya daerah Indonesia dimata negara dunia, karena Indonesia memiliki banyak sekali budaya daerah dengan ciri masing – masing. Dengan demikian dapat memperkuat ketahanan Budaya Nasional.
·       Menambah nilai kultural terhadap kebudayaan Indonesia, apalagi bila kebudayaan daerah tersebut dapat di optimalkan dengan baik untuk sarana promosi dimata internasional.

3.2 Rekomendasi

Berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat digunakan agar budaya daerah dapat memperkokoh ketahanan budaya nasional, serta menjadi budaya yang diakui di negara dunia.

·       Lebih mengoptimalkan kembali program untuk promosi berbagai budaya daerah di mata negara – negara dunia oleh pemerintah terkait.
·        Memperluas jaringan wadah/tempat untuk para budayawan daerah untuk mengembangkan budaya daerahnya.                                                           
·      Pemerintah membuat acara tahunan yang menampilkan budaya daerah agar budaya daerah tidak terlalu dilupakan oleh masyarakat.
·       Sosialisasikan budaya daerah kesekolah untuk selalu melestarikan dan membudayakan oleh generasi muda. Karena generasi mudalah kebangkitan budaya daerah tersebut dapat direalisasikan.




DAFTAR PUSTAKA








Tugas Rangkuman Ilmu Budaya Dasar



Rangkuman Bab 1 Tinjauan Tentang Ilmu Budaya Dasar



Rangkuman Bab 2 Manusia Dan Kebudayaan




Rangkuman Bab 3 Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusasteraan




Rangkuman Bab 4 Manusia Dan Cinta Kasih




Rangkuman Bab 5 Manusia Dan Keindahan

 
 
Rangkuman Bab 6 Manusia Dan Penderitaan


 
Rangkuman Bab 7 Manusia Dan Keadilan 


Minggu, 19 Desember 2010

Manajemen Mutu


Perusahaan industri harus menghasilkan produk yang dapat bersaing di pasaran. Apalagi pada era dimana persaingan tidak hanya terjadi antar produk dalam negeri, melainkan sudah bersifat internasional, meskipun lokasi persaingan memang di dalam negeri. Produk – produk impor sudah boleh masuk dengan leluasa, tanpa pembatasan yang berarti.

Satu – satunya andalan perusahaan industri adalah mutu. Lalu apa yang dimaksud dengan mutu ?


A.  Dimensi Mutu

Mutu adalah dimensi yang banyak, sehingga sulit mendefinisikannya. David Gorvin menyarankan delapan dimensi yaitu :
  1. Unjuk kerja atau performansi atau prestasi dari fungsi yang diperlihatkan oleh produk.
  2. Sifat - sifat khusus dan menarik minat (features), yang menjadikan suatu produk unik dibandingkan dengan produk sejenis dari produsen lain.
  3. Keandalan, yaitu kemampuan produk untuk tidak mogok dalam massa kerjanya.
  4. Kecocokan dengan standar industri. Misalnya standar gas buang pada kendaraan bermotor tidak boleh melebihi sekian persen kandungan tembaga hitam.
  5. Daya tahan produk terhadap waktu. Tidak mudah rusak.
  6. Kemudahan diperbaiki jika terjadi kerusakan. Apakah dari segi ketersediaan suku cadang, tenaga ahli ataupun mekanisme kerja produk itu sendiri yang cukup "sederhana" sehingga tidak suli diperbaiki.
  7. Keindahan penampilan
  8. Persepsi konsumen
Dengan kedelapan dimensi itu ada di dalam pikiran seluruh jajaran organisasi perusahaan, maka manajemen mutu akan lebih mudah dilaksanakannya.

Ringkasnya, mutu dapat didefinisikan sebagai :


Standar yang menentukan bisa beraneka macam, tergantung pihak mana yang menetapkannya. Misalnya standar lingkungan, standar fungsi produk, standar bahan, standar kerja, standar harga, standar penampilan/warna dan sebagainya.


B.  Ongkos Mutu

Sudah terlanjur menjadi persepsi umum dimana – mana bahwa barang mahal pasti bermutu tinggi. Dengan logika bahwa untuk mencapai mutu yang tinggi, tentunya perusahaan pembuatnya telah mengerahkan segala kemampuan maksimal yang  ongkosnya mahal. Sehingga wajar bahwa harga mahal menunjukkan mutu yang tinggi.

Apabila logika di atas benar 100 % ? sebaiknya dipahami dulu unsur – unsur yang membentuk ongkos mutu.

Ongkos mutu adalah pengeluaran uang karena melakukan kesalahan dalam produksi, sehingga terjadi ketidaksesuaian antara standar yang harus dicapai dengan hasil nyata produksi.

Ada beberapa jenis/macam ongkos mutu, yaitu :
  1. Ongkos pencegahan, yakni ongkos yang dikeluarkan demi mencegah terjadinya produk yang salah. Pencegahan disini meliputi rancangan produk, penyusunan program pemantauan produksi dan pengendalian program pemantauan ini.
  2. Ongkos penilaian terhadap bahan baku, ukuran bahan, jenis bahan, daya tahannya dan rancangan teknisnya, apakah sesuai atau tidak dengan standar.
  3. Ongkjos internal, yakni karena produknya cacat sehingga harus dikerjakan ulang, dibuang, diperbaiki, atau diganti sebelum produk tersebut dijual ke pasar.
  4. Ongkos eksternal, yaitu ongkos karena produk yang sudah dibeli oleh konsumen tidak memuaskan, sehingga konsumen menuntut ganti rugi, mengembalikannya atau menimbulkan citra buruk pada perusahaan.
Perilaku keempat jenis ongkos mutu di atas berbeda – beda pada spektrum mutu jelek sampai ke mutu bagus. Hal ini diperlihatkan oleh grafik berikut.


 Derajat Mutu dan Ongkos

Ongkos eksternal sangat besar jika produk jelek. Karena konsumen pasti akan protes dan mengeluh. Pangsa pasar hilang. Semakin baik mutu, ongkos eksternal semakin turun. Ongkos mutu yang optimal/paling baik dicapai pada titik M, yang pada titik ini derajat mutu yang diusahakan sebaiknya dicapai. Jika mutu dinaikkan lagi dari titik ini (bergeser ke kanan) maka ongkos mutu menjadi naik lagi.


C.  Anjuran Deming

Dr. Deming adalah pakar manajemen mutu Amerika Serikat. Dia menyarankan 14 butir manajemen mutu sebagai berikut :
  1. Ciptakan stabilitas motivasi untuk selalu memperbaiki produk atau jasa dengan niat tetap mempunyai daya saing, usaha lestari dan memberikan lapangan kerja.
  2. Adopsi filosofi baru. kita hidup pada zaman ekonomi baru. Kita tidak bisa menerima gaya manajemen Amerika yang mengesahkan tingkat tertentu dari penundaan, kesalahan dan cacat produk.
  3. Hilangkan ketergantungan pada pemeriksaan produk untuk mencapai produk bermutu. Hilangkan kebutuhan untuk inspeksi produk secara massal dengan membangun mutu sejak awal proses.
  4. Akhiri kebiasaan menghargai bisnis atas dasar potongan harga. Sebaliknya, minimal ongkos total.
  5. Terus menerus perbaiki sistem produksi dan pelayanan, agar mutu dan produktifitas terus diperbaiki, dan dengan demikian diupayakan tanpa henti penurunan ongkos.
  6. Lembagakan pelatihan pada saat bekerja.
  7. Lembagakan pengawasan (lihat butir 12). Tujuan pengawasan haruslah berupa menolong orang dengan mesin dan peralatannya melaksanakan kerjanya dengan baik.
  8. Bersihkan rasa takut, sehingga setiap orang bekerja dengan efektif untuk perusahaan. Perubahan - perubahan mendasar dibutuhkan, seperti penghapusan pemeringkatan tahunan (annual rating) dan management by objectives.
  9. Hapus penghalang antar departemen. Orang - orang bagian riset, perancangan, penjualan dan produksi harus bekerja sebagai sebuah tim untuk mengantisipasi masalah - masalah produksi dan pemakaian produk oleh konsumen.
  10. Hilangkan slogan - slogan dan target - target yang harus dicapai para pekerja, jika tidak dilengkapi dengan cara - cara mencapainya.
  11. Hilangkan standar kerja yang menyarankan angka target kerja bagi operator, ganti dengan perrtolongan dan pengawasan.
  12. Hapus penghalang antara pekerja tidak tetap dengan haknya untuk bangga dengan kemampuan kerjanya. Tanggung jawab para pengawas harus diubah dari memeriksa tercapai tidaknya rangka target menjadi tercapai tidaknya mutu. Hal yang sama berlaku untuk orang - orang yang duduk di kursi manajemen.
  13. Lembagakan program ketat pendidikan dan pelatihan.
  14. Letakkan setiap orang di perusahaan untuk bekerja melaksanakan pengubahan bahan baku menjadi barang jadi. Tanamkan bahwa pekerjaan ini adalah tanggung jawab setiap personil perusahaan.


D.  Pengendalian Kualitas Statistik

Salah satu unsur penting dalam manajemen mutu adalah pengendalian kualitas/mutu secara statistik. Pengendalian ini dilakukan terhadap 2 hal, yaitu :

 
Teknik – Teknik Pengendalian Kualitas Statistik

Gambar diatas memperlihatkan posisi kedua teknik pengendalian kualitas, dan macam – macam cara yang ada pada masing – masing teknik.

D.1 Pengendalian Proses

Adapun penegndalian proses dengan peta kontrol akan diuraikan demi gambaran bagaimana mutu dikendalikan secara statistik.

Peta kontrol pertama kalin diperkenalkan kepala industri oleh Walter Shewhart pada pertengahan 1902-an di Amerika Serikat.

Peta kontrol membantu menjamin bahwa hanya barang atau jasa yang memenuhi syarat yang diproduksi, dengan cara memantau rata – rata proses, yang diharapkan berada di dalam batas atas dan bawah secara statistik. Jika rata – rata proses jatuh di luar batas tadi, maka berarti proses sedang keluar dari kendali dan menunjukkan adanya sebab yang berada dalam proses produksi. Dengan demikian, peta kontrol adalah acuan bagi pengukuran – pengukuran dimensi produk agar bisa diambil tindakan koreksi terhadap proses manakala terlihat penyimpangan.

Variasi mutu produk yang terjadi oleh faktor – faktor acak atau sebab – sebab yang tidak bisa dikenali biasanya tidak menjadi perhatian besar para manager pengendalian mutu. Perhatian mereka tertuju pada sebab – sebab yang bisa dikenali seperti mata pahat yang terlalu tumpul atau bahan yang tidak semestinya.

Banyak proses produksi yang menunjukkan variasi alami yang terdistribusi secara normal. Sebagai contoh diameter produk laser disc, bila diukur sampai ketelitian 0,001 cm, dapat diduga akan bervariasi secara normaldisekitar rata – rata diameternya. Jika ini berlaku kita biasanya mengatakan bahwa proses tersebut memiliki batas – batas toleransi alami sedemikian rupa sehingga 99,7 % dari laser disc yang diproduksi akan berada di dalam batas 3 σ dari rata – ratanya. Artinya batas toleransi atas = µ + 3 σ dan 
                   batas toleransi bawah = µ - 3 σ dimana µ = rata – rata populasi,                  
                                                                       dan σ = variasi populasi.

Pengetahuan tentang batas toleransi alami suatu proses produksi sangat berguna bagi insinyur perancangan, analis produksi dan petugas pemasaran. Dalam rangka menjamin penggunaan produk secara tepat. Tetapi batas – batas toleransi alami tidak digunakan untuk mengendalikan proses. Sedangkan pengendalian proses menggunakan data dari sampel. Perbedaan ini dapat dipahami lewat gambar dibawah ini.

 
Perbedaan Antara Populasi dan Sampel Hasil Produksi

Populasi juga memiliki rata – rata yang tidak diketahui, µ dan deviasi standar, σ yang juga tidak diketahui, serta batas toleransi alami yang berjarak 3 σ dari rata – rata. Sampel – sampel ditarik dari populasi. Rata – rata setiap sampel akan berdistribusi normal, sama dengan populasi.


Jumat, 17 Desember 2010

Produktifitas


Sesuai dengan konteks industrialisasi, maka Teknik Industri berkiprah pada sitem organisasi/perusahaan industri yang berorientasi keuntungan (profit). Meskipun demikian, bukan berarti ia tidak bisa diterapkan pada sistem – sitem yang berorientasi sosial (non-profit).

Untuk tumbuh dan berkembang ditengah lingkungan usaha/bisnis yang semakin ketat dalam persaingan baik nasional maupun internasional, sebuah perusahaan dituntut untuk produktif. Hanya pada tingkat produktifitas yang memadai dari waktu ke waktu, sebuah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan berkembang. Sebab, dengan produktifitas tadi, keuntungan dapat diraih.

Selanjutnya produktifitas dipengaruhi oleh 3 variabel yaitu :
  1. Efisiensi,
  2. Efektifitas, dan
  3. Kualitas dari setiap langkah perusahaan.

Selanjutnya, produktifitas dipadukan dengan upaya perbaikan terus menerus (disebut juga inovasi) dan kualitas kehidupan kerja(kepuasan/kebahagian kerja) yang dirasakan oleh unsur manusia baik sebagai tenaga kerja maupun manajemen, akan berubah pada keuntungan yang halal dan langsung.

Sebab, perusahaan yang berhasil mencapai kondisi diatas akan mampu memenuhi komitmennya kepada para konsumen berupa :
  1. Mutu produk yang memuaskan
  2. Harga jual yang rasional
  3. Waktu penyerahan barang/jasa yang tepat (tidak terlalu dini ataupun terlambat)
  4. Layanan purna jual yang memuaskan
  5. Tidak merusak lingkungan baik dari sisi produk maupun limbah aktifitas produksi atau dampak sosial negatif. Hanya perusahaan yang mampu memenuhi komitmen nya kepada konsumen secara memuaskan yang akan dipilih dan dilanggani dengan setia.
           Kesalingterkaitan diatas dapat digambarkan dalam bagan berikut :

 
Produktifitas dan Perusahaan Industri

Tema produktifitas mewakili keseluruhan aspek yang ada dalam dinamika perusahaan industri sebagai sebuah sistem. Dalam hal ini menjadi karakteristik inti dari profesi dan disiplin ilmu Teknik Industri.

            Jika diuraikan lebih jauh, maka daftar ruang lingkup masalah yang sejak dahulu, sekarang, maupun massa akan datang, dihadapi dan dipecahkan oleh Insinyur Industri akan terlihat ujungnya pada produktifitas ini. Daftar masalah ini antara lain :

  1. Bagaimana mencapai tingkat output yang tetap dengan menghemat input (efektifitas)
  2. Bagaimana mencapai output yang mengikat dengan input yang tetap (efesiensi)
  3. Bagaimana meningkatkan output dengan menghemat input (produktifitas)
  4. Bagaimana merancanglingkungan fisik pekerjaan yang menyenangkan
  5. Bagaimana membina hubungan kerja secara sosial dan psikologis yang membahagiakan antara tenaga kerja dengan manajemen
  6. Bagaimana menumbuhkan dan mempertahankan semangat inovasi pada karyawan perusahaan
  7. Bagaimana menurunkan ongkos produksi
  8. Bagaimana menentukan lokasi pabrik yang tepat
  9. Bagaimana meningkatkan mutu produk
  10. Bagaimana merancang struktur organisasi yang sesuai dengan tuntutan pasar/persaingan
  11. Bagaimana mengatur jadwal produksi agar produk sampai ke konsumen tepat waktu
  12. Bagaimana memanfaatkan komputer untuk sistem informasi manajemen
  13. Bagaimana merancang sistem manajemen

Dan masih banyak masalah lainnya yang ada di dalam sebuah perusahaan industri.